Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) Kementerian Keuangan dan United Nations Development Programme (UNDP) meluncurkan program pendanaan Catalytic Fund. Program tersebut merupakan program pendanaan yang berfokus untuk mendorong perusahaan rintisan atau startup untuk menerapkan praktik usaha yang ramah lingkungan.
“Fungsinya adalah performance grant yang diberikan kepada startup,” kata Direktur Utama BPDLH Joko Tri Haryanto dalam acara peluncuran Program Catalytic Funding for Indonesia Impact Fund Investee in Leveraging Impact dan Incentivizing Mitigation Plans and Outcomes, di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (11/12/2023).
Joko menjelaskan melalui Catalytic Funding, BPDLH akan memberikan pendanaan kepada startup yang menerapkan praktik-praktik usaha yang ramah lingkungan. Dia mengatakan program tahap pertama akan dilaksanakan selama satu tahun dari November 2023 sampai Oktober 2024.
Ada 4 perusahaan yang akan mendapatkan pendanaan di gelombang pertama tahap pertama ini, yakni yang bergerak di bidang budidaya air, perikanan, pendidikan dan pengolahan limbah. Beberapa perusahaan rintisan itu di antaranya, Cakap, yaitu startup yang bergerak di bidang pelatihan bahasa Inggris dan Greenhope, startup yang bergerak di bidang daur ulang sampah.
“Empat startup ini nantinya akan menerima aplikasi performance grant dari kami yang tujuannya meningkatkan ESG (Environmental, Social, Governance) di keempat startup ini,” katanya.
Joko menuturkan dana yang disediakan untuk gelombang pertama program ini sebesar US$ 400.000. Masing-masing perusahaan akan mendapatkan US$ 100.000. Dana akan diberikan dalam 3 gelombang pencairan. Di setiap pencairan, perusahaan itu harus mencapai target dan persyaratan yang sudah ditetapkan dalam praktik usaha ramah lingkungan.
“Tahap pertama 20%, tahap kedua 30%, tahap ketiga 50%. Tahap pertama itu mereka harus kita syaratkan mencapai ESG levelnya sekian, supaya mereka bisa mengakses, Tapi begitu tahap 1 selesai mereka masuk ke tahap 2 ada syarat key performance indicator-nya dan lain-lain dan yang ketiga itu yang 50%,” kata Joko.
Menurut dia, pelaksanaan pendanaan ini barulah tahap pertama. Dia berharap program serupa akan berlanjut dengan jumlah peserta yang lebih banyak.
“Nanti besaran pendanaannya tergantung dari evaluasi di bulan Oktober, Cuma sekarang istilahnya kami sekolahkan dulu 1 tahun ini, supaya sekolah ESG-nya bagus, sekolah financing infrastructure-nya juga bagus,” katanya.
Artikel Selanjutnya
Sri Mulyani Lelang 60 Royal Enfield Murah, 3377 Orang Rebutan
(haa/haa)