Pengertian Industri Manufaktur dan Proses Pengendaliannya

Pengertian Industri Manufaktur – Kali ini akan membahas tentang pengertian industri manufaktur dan juga proses pengendalian industri manufaktur. Berikut penjelasannya…

Pengertian Industri Manufaktur

Industri adalah sekelompok perusahaan yang memproduksi dan menjual barang serupa atau layanan serupa.

Misalnya, industri tekstil adalah kelompok perusahaan yang menjual dan memproduksi bahan baku tekstil, barang setengah jadi, tekstil dan produk tekstil.

Manufaktur berasal dari kata manufacture yang berarti membuat dengan tangan (secara manual) atau dengan mesin untuk menghasilkan sesuatu.

Misalnya membuat kue, baik dengan tangan maupun dengan mesin adalah kegiatan yang disebut manufaktur.

Menurut Kieso (2002: 444) perusahaan manufaktur ada tiga jenis barang, yaitu:

Persediaan bahan baku untuk diproduksi. Termasuk bahan baku yang didapat (diperoleh) dari sumber daya alam atau beberapa jenis produk yang dibeli dari perusahaan lain.
Persediaan barang dalam proses. Termasuk produk yang sudah masuk ke dalam proses produksi, tetapi belum diproses.
Persediaan barang jadi. Termasuk produk olahan yang siap dijual kepada pelanggan.

Proses Pengendalian Industri Manufaktur

Menurut Amin (2009: 52)

Proses pengendalian manufaktur adalah pengendalian persediaan bahan baku. Ketika perusahaan menanggung persediaan bahan baku yang berlebihan, mereka mungkin perlu meminjam dana tambahan untuk mendanai persediaan.

Ini akan menyebabkan peningkatan biaya penyimpanan (biaya tercatat), atau biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam memelihara (menyimpan) persediaan.

Biaya penyimpanan termasuk biaya pendanaan serta biaya yang terkait dengan penyimpanan dengan sering memesan sejumlah kecil bahan baku, strategi ini akan meningkatkan biaya yang terkait dengan menempatkan pesanan, yang disebut biaya pesanan.

Setiap penyesuaian yang terjadi dalam strategi pembelian bahan baku secara umum akan mengurangi biaya penyimpanan dengan meningkatkan biaya pemesanan sebagai pengorbanan atau sebaliknya.

Menurut Daryanto (2012: 43)

Proses manufaktur diklasifikasikan berdasarkan tiga macam cara, yaitu:

1. Sifat Proses Produksi

Klasifikasi proses produksi berdasarkan sifat menentukan jenis atau bentuk kepala sekolah yang digunakan dalam memproses suatu produk. Berdasarkan sifatnya, proses produksi dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu:

Proses ekstraktif

Proses produksi yang mengambil bahan langsung dari alam. Misalnya, proses penambangan batu bara, bijih besi, bijih emas, pengeboran minyak, dll.

Proses ekstraktif ini ditemukan dalam industri proses produksi dasar, oleh karena itu pertanian dan perikanan disebut industri ekstraktif

Proses analitik

Proses pemisahan dari suatu bahan menjadi beberapa jenis barang yang hampir menyerupai bentuk / jenis aslinya. Contoh: penyulingan minyak.

Proses fabrikasi

Proses yang mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk. Mengubah bentuk dapat dilakukan dengan menggunakan mesin, gergaji, pengepres, dan sebagainya. Contoh: proses pembuatan pakaian, sepatu, jenis furnitur tertentu, dan sebagainya.

Proses sistetik

Metode menggabungkan beberapa bahan ke dalam bentuk produk. Dalam pengolahan baja, kaca/gelas, produk akhir sangat berbeda dari jenis aslinya karena ada perubahan fisik atau kimia.

Dalam industri lain seperti dalam produksi mobil, peralatan listrik, barang elektronik (radio, TV, lemari es, dll).

Di mana bahan dirakit tanpa mengubah komposisi fisik atau kimianya, mereka disebut proses merakit atau merakit. Seringkali proses ini digunakan sebagai bagian dari proses pemrosesan.

2. Jangka Waktu Produksi

Beberapa jenis proses produksi dapat ditentukan sesuai dengan periode waktu di mana fasilitas produksi digunakan. Dalam hal ini, proses produksinya diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:

Proses terus-menerus (continuous process)

Istilah ini digunakan untuk menunjukkan keadaan manufaktur di mana periode waktu yang lama diperlukan untuk menyiapkan mesin dan peralatan yang akan digunakan.

Dalam hal ini banyak atau semua mesin akan melakukan operasi yang sama tanpa batas.

Contoh: produksi mobil, di mana model berubah hanya setahun sekali. Istilah kontinu juga ditemukan pada industri yang hanya memiliki satu operasi (satu shift), yaitu pada pagi hingga sore hari, sedangkan pada malam hari tidak beroperasi.

Proses terputus-putus (intermittent process).

Istilah terputus-putus ini ditemukan dalam keadaan manufaktur di mana mesin beroperasi dengan mengalami beberapa perhentian dan dirancang lagi untuk membuat produk yang berbeda.

Jadi alat yang sama dapat digunakan untuk membuat beberapa jenis produk sesuai dengan keinginan atau pesanan konsumen.

Contoh: alat untuk pengecoran logam.

3. Sifat Produk

Proses produksi ditentukan sesuai dengan sifat produk, yang melibatkan ada atau tidaknya spesifikasi pembeli produk tertentu. Dalam hal ini proses produksi dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

Produksi standar, produksi barang yang sering dilakukan oleh produsen adalah produksi standar. Produksi standar ini, menghasilkan sejumlah barang untuk persediaan, selain dikirim ke pembeli dan pemasok. Contoh: produk televisi, lemari es, sikat gigi, dll.
Produksi pesanan, produksi ini dilakukan jika ada pembeli yang menginginkan spesifikasi tertentu. Contoh: seragam, furnitur tertentu.

Baca Juga :

Pengertian Perusahaan Manufaktur
Aliran Biaya Dalam Perusahaan Manufaktur
Pengertian Laba Serta Unsur dan Jenisnya

Demikianlah pembahasan tentang pengertian industri manufaktur dan juga proses pengendalian industri manufaktur. Semoga bermanfaat.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *